ALANGKAH indah dan bahagianya hidup, bila kita telah dicintai oleh
Allah dan disayangi pula oleh seluruh makhluk di dunia ini. Maknanya sebelum
kita menikmati surga di akhirat, di dunia ini pun kita sudah bisa merasakannya.
"Hidup adalah surga," ujar Drs H.M Arifin Ilham dalam salah satu judul
tulisannya. Lalu amalan apa yang bisa melesatkan kita kepada kemuliaan seperti
itu?



Pada suatu hari kilah Imam Ali AS ada seorang laki-laki datang kepada
Rasulullah SAW dan berkata: "Ajarilah aku suatu amalan yang membuat aku
dicintai oleh Allah, dicintai oleh para mahluk, Allah memperbanyak hartaku,
menyehatkan badanku, memanjangkan umurku dan membangkitkan aku di mahsyar
bersamu." Subhanallah, satu pertanyaan yang juga merupakan pertanyaan kita
bukan?



Rasulullah SAW kemudian menjawab: "Permintaanmu yang enam perkara itu
memerlukan enam perkara yang lainnya yaitu: Bila engkau ingin dicintai Allah,
takutlah kepada-Nya dan bertakwalah. Bila engkau ingin dicintai para mahluk,
berbuat baiklah kepada mereka, dan jangan berharap sesuatu dari yang mereka
miliki. Dan bila engkau ingin diperkaya dalam harta, maka zakatilah harta
bendamu. Bila engkau ingin disehatkan badan mu, maka perbanyaklah sedekah. Dan
bila engkau ingin diperpanjang umur mu, maka bersilaturrahmilah kepada kaum
kerabat mu. Bila engkau ingin dikumpulkan bersama ku dipadang mahsyar, maka
perpanjanglah sujudmu kepada Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa." (Buku
Kisah-Kisah Pembawa Berkah disusun Haidar Bagir).



Diantara ciri orang yang taqwa ialah selalu merasa diawasi Allah, merasa
bersama Allah dan merasa disaksikan Allah. Contoh sederhana. Bagi orang yang
berpuasa, dimanapun ia berada entah di tempat ramai atau di tempat yang sangat
sepi, dia tidak akan mau makan dan minum kalau sebelum waktunya.



Rasulullah SAW bersabda: "Sayangilah mahluk yang dibumi, niscaya Anda akan
dikasihi oleh Zat yang dilangit." Bayangkan, gara-gara menolong seekor lalat
yang mengapung di atas cairan tinta, imam Ghazali diberi rahmat oleh Allah SWT.
Demikian mimpi yang dialami oleh salah seorang sahabatnya, ketika penulis buku
Ihya Ulumuddin itu wafat. Dan Nabi SAW bersabda "Sebaik-baik manusia ialah yang
paling bermanfaat bagi manusia lainnya."



Seorang lelaki yang tidak banyak amal syariatnya, sebelum meninggal sudah
diperkenalkan Nabi SAW kepada para sahabatnya sebagai salah seorang calon
penghuni surga, lantaran dalam hatinya tidak ada rasa hasad atau dengki, dan
tidak pula pernah mencerca atau menggunjing orang lain.



Diantara fadhilah zakat ialah menyuburkan, membersihkan dan melindungi
harta benda dan jiwa kita. Dengan mengeluarkan zakat, maka daki-daki rohani
kita menjadi bersih. Karena maknanya kita sudah tidak menahan lagi hak fakir
miskin atau golongan yang berhak menerimanya. Bukankah setiap penerima zakat
selalu mengucapkan hamdalah (zikrullah) serta mendoakan kita. Berarti kita
telah menggiring seseorang untuk zikrullah.



Orang yang gemar bersedekah maknanya ia meniru salah satu sifat Tuhan,
yaitu Maha Pemberi Rezeki. Pantaslah kalau orang dermawan usianya "panjang" dan
keberadaannya dimanapun membawa berkah. Jangankan dunia flora dan fauna, para
malaikat pun setiap pagi selalu mendoakannya. Agar pengikutnya senang
bersedekah, maka banyak sekali hadis Rasulullah SAW yang menerangkan tentang
keutamaan sedekah itu. Antara lain beliau bersabda: "Lindungi harta Anda dengan
zakat, obati sakitmu dengan sedekah dan hadapi gelombang hidup dengan doa dan
tawadhu."



Setiap salat dimulai dengan mengucapkan kalimat Takbir, Allahu Akbar
hablumminallah dan di akhiri dengan salam, hablumminannas. Artinya kita selain
bersilaturrahmi dengan Allah, juga berkasih sayang terhadap sesama manusia.
Sehingga Rasulullah SAW, menjanjikan: "Siapa yang senang dipanjangkan umurnya
dan dimurahkan rezekinya, hendaklah ia senang bersilaturrahmi." Sebaliknya
beliau mengancam orang yang senang memutuskan silaturrahmi: "Rahmat Allah tidak
akan turun pada satu kaum, dimana didalamnya terdapat orang yang senang
memutuskan silaturrahmi." Sedangkan kita tahu, bahwa seorang muslim hanya bisa
masuk surga bukan lantaran amalnya tetapi hanya semata-mata karena rahmat Allah
SWT saja.



Seorang pelayan setia Rasulullah SAW ketika satu waktu ditawari sesuatu
oleh beliau ia menjawab: "Aku ingin bersamamu di surga." Bagaimana jawaban
Rasul mulia itu? "Kalau begitu bantulah aku dengan memperbanyak sujud."
Maksudnya agar ia memperbanyak salat-salat nafilahnya. Sebab amal yang pertama
di periksa kelak di akhirat ialah salat. Kalau salatnya sempurna, maka amal
ibadah lainnya akan baik pula. Sedangkan kita sendiri sudah bisa merasakan
bagaimana kualitas salat fardhu kita. Sangat jauh dari sempurna. Teramat sulit
untuk khusyuk walaupun separoh dari waktu salat kita itu. Nah, fungsi
salat-salat nafilah itu adalah untuk menutupi kekurangan pada salat wajib kita.
Wallahualam.**


Sumber: Pontianak Post

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top